Ilmu pengetahuan menggolongkan manusia termasuk dalam ordo primata, ada sedikit hubungan dengan beberapa primata seperti kera, gorilla, lemur, dan simpanse. Manusia dan simpanse berbagi 99 persen DNA yang sama, serta simpanse punya kelakuan yang paling mirip dengan manusia.
Berikut fakta tentang simpanse betapa miripnya dia dengan manusia, atau dekatnya binatang tersebut secara ordo biologis dengan manusia. Berikut penjelasannya.
Pada tahun 1975, seseorang bernama Jane Goodall menyaksikan kelahiran seekor simpanse yang kelak jadi pembunih berantai. Simpanse betina tersebut bernama Passion. Ia punya kemampuan untuk meneror, membunuh, bahkan memakan simpanse yang ia bunuh. Parahnya, hal ini pun diwariskan ke anak-anaknya.
Korban pertama Passion adalah simpanse bernama Gilka. Gilka adalah ibu baru yang baru saja melahirkan bayi. Dari semak-semak, Passion keluar dan menghabisi Gilka hingga ia pingsan, menghabisi bayinya, dan memakannya bersama anak-anaknya.
Karena hal ini, dalam penangkaran ini hanya ada satu bayi yang bisa bertahan lebih dari satu bulan hidup. Anak-anak dari Passion juga terbukti membunuh dan memakan 2 bayi simpanse.
Jika Anda terkaget dengan judul ini bahwa simpanse ternyata bisa punya ketergantungan, Anda tak sendiri. Semua orang pun terkaget ketika ada seekor simpanse bernama John yang dulu disuruh mengonsumsi r**okok dan alk****oh**ol di Rusia agar menjaring turis di sebuah kasino, malah justru menyukainya. Setelah kasinonya mendapat kritik tajam, simpanse ini akhirnya direhab untuk kembali normal.
Meski simpanse tersebut terlihat 'dirusak' oleh manusia, sebenarnya simpanse bisa mencarinya sendiri. Seperti gerombolan simpanse liar di Guinea, Afrika Barat, yang bisa menghisap eth***anol dari pohon palem, yang memanfaatkannya untuk mab***uk.
Selain itu, di kebun binatang Seville, Spanyol, para petugas kebun binatang memberi seekor simpanse bernama Gina sebuah televisi dan remote kontrol. Hal ini sebenarnya dilakuakn untuk melihat seberapa kemampuan dan ketertarikannya terhadap televisi. Namun, ia justru selalu mencari acara televisi yang menyiarkan p***o***r****no***grafi dan tak mau pindah saluran.
Jika melihat judul ini, 'mengikuti' tren tentu adalah hal yang sangat identik dengan manusia. Namun hal ini juga hal yang bisa dilakukan oleh simpanse.
Dilansir dari Smithsonian Magazine, seekor simpanse bernama Julie pernah sekali menempelkan subuah rumput di telinganya. Tak ada alasan tertentu akan hal ini; ia tidak memakannya, ia tidak sakit, dan tak ada maksud apapun.
Namun akhirnya terkuak bahwa menempelkan rumput ke telinga adalah hal yang cukup keren. Setelah melihat Julie, gerombolan simpanse lain mulai meniru Julie untuk meletakkan rumput dengan gaya serupa.
Para peneliti menemukan bahwa efek ini bisa terjadi di gerombolan manapun karena ini adalah hal yang cenderung dilakukan simpanse: jika ia melihat sesuatu yang baru, mereka akan mengadaptasinya jadi identitas grup. Jadi dalam konteksi ini jika ada simpanse yang tak menggunakan rumput di telinganya, dia simpanse dari grup luar.
Pro***stitusi disebut-sebut adalah pekerjaan tertua di dunia. Entah hal tersebut benar atau tidak, namun simpanse melakukannya. Hal ini dikarenakan seringkali simpanse 'membayar' ketika ia mencari pasangan.
Simpanse jantan seringkali berburu, mencari, atau mencuri lebih banyak makanan dari yang ia butuhkan, sehingga ia bisa memberikannya pada pasangan potensialnya. Uniknya, hal ini sangat berdampak besar pada kehidupan seksual simpanse tersebut: yakni makin banyak makanan yang diberikan. makin banyak pasangan yang ia dapat, bahkan lebih banyak dari pejantan alpha dari kelompok tersebut.
Pro***stitusi dalam dunia simpanse mungkin adalah hal yang baik jika dibandingkan dengan hal ini. Bagaimana tidak, seringkali beberapa simpanse jantan tak bertanya untuk berhubungan intim dengan pasangan. Yang ia lakukan adalah menghajarnya.
Simpanse jantan seringkali tak melakukan cara baik seperti memberi betinanya makanan untuk bisa 'berkembang biak'. Terkadang si jantan hanya menghajarnya hingga si betina lemas, dan tak bisa berbuat apa-apa lagi. Lebih buruk lagi, simpanse jantan juga menculik bayi si betina agar si betina mau berpasangan lagi dengan si jantan.
Kekerasan adalah hal yang cukup umum bagi simpanse 'kelas rendah' yang tak berada di penangkaran. Meski demikian, simpanse tak melakukan incest seperti kebanyakan binatang lain meski dalam prosentasi kecil hal ini pernah terjadi.
Ketika seekor simpanse ingin menguasai suatu kelompok, mereka tak bernegosiasi. Yang mereka lakukan adalah bertarung. Hal ini tak seberapa lazim dalam dunia binatang yang hidup berkelompok. Simpanse cukup brutal dalam hal ini.
Simpanse akan rela membunuh demi memperlihatkan dominasinya terhadap simpanse lain. Hal ini dia lakukan bahkan ke manusia, seperti yang pernah diberitakan BBC bahwa seekor simpanse bernama Frodo yang menghuni Gombe National Park di dekat danau Tanganyika, pernah menghajar saudaranya sendiri, ilmuwan wanita bernama Jane Goodall, serta menculik bayi manusia untuk dibunuh, dimakan dagingnya, dan digantung di pohon.
Sepertinya kisah dalam film "Planet of the Apes" layak dipercaya. Bagaimana tidak, simpanse mampu membuat senjata yang mengerikan. Seperti diberitakan Scientific American, Simpanse di Senegal punya kemampuan membuat sebuah tombak layaknya bambu runcing, yang terbuat dari kayu. Hal ini dibuatnya untuk berburu.
Yang mengerikan adalah peralatan ini tak digunakannya untuk menghajar binatang yang lebih besar atau predator. Senjata ini digunakan untuk bergerilya. Simpanse akan diam-diam datang ke habitat binatang lain dan membunuhnya dalam tidur dengan tombak tersebut.
Hal ini memperlihatkan betapa terstrukturnya simpanse dalam merencanakan perang dan memangsa. Bahkan simpanse di kebun binatang pun sering melakukan hal ini. Seperti kejadian di kebun binatang di Swedia, yang rela menunggu kebun binatang tutup untuk menghajar simpanse lain dengan senjata yang disembunyikannya dari penjaga kebun binatang. Hal ini hanya dilakukannya untuk menunjukkan dominasi.
Berikut fakta tentang simpanse betapa miripnya dia dengan manusia, atau dekatnya binatang tersebut secara ordo biologis dengan manusia. Berikut penjelasannya.
1. Simpanse bisa jadi pembunuh berantai
Pada tahun 1975, seseorang bernama Jane Goodall menyaksikan kelahiran seekor simpanse yang kelak jadi pembunih berantai. Simpanse betina tersebut bernama Passion. Ia punya kemampuan untuk meneror, membunuh, bahkan memakan simpanse yang ia bunuh. Parahnya, hal ini pun diwariskan ke anak-anaknya.
Korban pertama Passion adalah simpanse bernama Gilka. Gilka adalah ibu baru yang baru saja melahirkan bayi. Dari semak-semak, Passion keluar dan menghabisi Gilka hingga ia pingsan, menghabisi bayinya, dan memakannya bersama anak-anaknya.
Karena hal ini, dalam penangkaran ini hanya ada satu bayi yang bisa bertahan lebih dari satu bulan hidup. Anak-anak dari Passion juga terbukti membunuh dan memakan 2 bayi simpanse.
2. Simpanse bisa ketergantungan a***l***k***oh***ol dan p***o**r***n**o****grafi
Jika Anda terkaget dengan judul ini bahwa simpanse ternyata bisa punya ketergantungan, Anda tak sendiri. Semua orang pun terkaget ketika ada seekor simpanse bernama John yang dulu disuruh mengonsumsi r**okok dan alk****oh**ol di Rusia agar menjaring turis di sebuah kasino, malah justru menyukainya. Setelah kasinonya mendapat kritik tajam, simpanse ini akhirnya direhab untuk kembali normal.
Meski simpanse tersebut terlihat 'dirusak' oleh manusia, sebenarnya simpanse bisa mencarinya sendiri. Seperti gerombolan simpanse liar di Guinea, Afrika Barat, yang bisa menghisap eth***anol dari pohon palem, yang memanfaatkannya untuk mab***uk.
Selain itu, di kebun binatang Seville, Spanyol, para petugas kebun binatang memberi seekor simpanse bernama Gina sebuah televisi dan remote kontrol. Hal ini sebenarnya dilakuakn untuk melihat seberapa kemampuan dan ketertarikannya terhadap televisi. Namun, ia justru selalu mencari acara televisi yang menyiarkan p***o***r****no***grafi dan tak mau pindah saluran.
3. Simpanse suka mengikuti tren
Jika melihat judul ini, 'mengikuti' tren tentu adalah hal yang sangat identik dengan manusia. Namun hal ini juga hal yang bisa dilakukan oleh simpanse.
Dilansir dari Smithsonian Magazine, seekor simpanse bernama Julie pernah sekali menempelkan subuah rumput di telinganya. Tak ada alasan tertentu akan hal ini; ia tidak memakannya, ia tidak sakit, dan tak ada maksud apapun.
Namun akhirnya terkuak bahwa menempelkan rumput ke telinga adalah hal yang cukup keren. Setelah melihat Julie, gerombolan simpanse lain mulai meniru Julie untuk meletakkan rumput dengan gaya serupa.
Para peneliti menemukan bahwa efek ini bisa terjadi di gerombolan manapun karena ini adalah hal yang cenderung dilakukan simpanse: jika ia melihat sesuatu yang baru, mereka akan mengadaptasinya jadi identitas grup. Jadi dalam konteksi ini jika ada simpanse yang tak menggunakan rumput di telinganya, dia simpanse dari grup luar.
4. Simpanse 'bayar' untuk dapat pasangan
Pro***stitusi disebut-sebut adalah pekerjaan tertua di dunia. Entah hal tersebut benar atau tidak, namun simpanse melakukannya. Hal ini dikarenakan seringkali simpanse 'membayar' ketika ia mencari pasangan.
Simpanse jantan seringkali berburu, mencari, atau mencuri lebih banyak makanan dari yang ia butuhkan, sehingga ia bisa memberikannya pada pasangan potensialnya. Uniknya, hal ini sangat berdampak besar pada kehidupan seksual simpanse tersebut: yakni makin banyak makanan yang diberikan. makin banyak pasangan yang ia dapat, bahkan lebih banyak dari pejantan alpha dari kelompok tersebut.
5. Simpanse seringkali me**mpe***rko***sa dan melakukan KDRT
Pro***stitusi dalam dunia simpanse mungkin adalah hal yang baik jika dibandingkan dengan hal ini. Bagaimana tidak, seringkali beberapa simpanse jantan tak bertanya untuk berhubungan intim dengan pasangan. Yang ia lakukan adalah menghajarnya.
Simpanse jantan seringkali tak melakukan cara baik seperti memberi betinanya makanan untuk bisa 'berkembang biak'. Terkadang si jantan hanya menghajarnya hingga si betina lemas, dan tak bisa berbuat apa-apa lagi. Lebih buruk lagi, simpanse jantan juga menculik bayi si betina agar si betina mau berpasangan lagi dengan si jantan.
Kekerasan adalah hal yang cukup umum bagi simpanse 'kelas rendah' yang tak berada di penangkaran. Meski demikian, simpanse tak melakukan incest seperti kebanyakan binatang lain meski dalam prosentasi kecil hal ini pernah terjadi.
6. Simpanse mendominasi lewat kekerasan
Ketika seekor simpanse ingin menguasai suatu kelompok, mereka tak bernegosiasi. Yang mereka lakukan adalah bertarung. Hal ini tak seberapa lazim dalam dunia binatang yang hidup berkelompok. Simpanse cukup brutal dalam hal ini.
Simpanse akan rela membunuh demi memperlihatkan dominasinya terhadap simpanse lain. Hal ini dia lakukan bahkan ke manusia, seperti yang pernah diberitakan BBC bahwa seekor simpanse bernama Frodo yang menghuni Gombe National Park di dekat danau Tanganyika, pernah menghajar saudaranya sendiri, ilmuwan wanita bernama Jane Goodall, serta menculik bayi manusia untuk dibunuh, dimakan dagingnya, dan digantung di pohon.
7. Mereka bisa membuat senjata dan membuat strategi perang
Sepertinya kisah dalam film "Planet of the Apes" layak dipercaya. Bagaimana tidak, simpanse mampu membuat senjata yang mengerikan. Seperti diberitakan Scientific American, Simpanse di Senegal punya kemampuan membuat sebuah tombak layaknya bambu runcing, yang terbuat dari kayu. Hal ini dibuatnya untuk berburu.
Yang mengerikan adalah peralatan ini tak digunakannya untuk menghajar binatang yang lebih besar atau predator. Senjata ini digunakan untuk bergerilya. Simpanse akan diam-diam datang ke habitat binatang lain dan membunuhnya dalam tidur dengan tombak tersebut.
Hal ini memperlihatkan betapa terstrukturnya simpanse dalam merencanakan perang dan memangsa. Bahkan simpanse di kebun binatang pun sering melakukan hal ini. Seperti kejadian di kebun binatang di Swedia, yang rela menunggu kebun binatang tutup untuk menghajar simpanse lain dengan senjata yang disembunyikannya dari penjaga kebun binatang. Hal ini hanya dilakukannya untuk menunjukkan dominasi.
0 Response to "Fakta Unik Kemiripan Antara Manusia Dan Simpanse"
Posting Komentar